Teks Khotbah Jumat: Menghadapi Musibah dan Cobaan dengan Kesabaran
Khotbah pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى
فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ma’asyiral Muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Akhir-akhir ini, kita mendengar banyaknya saudara kita di Indonesia yang tertimpa musibah dan bencana. Dari banjir yang datang tiba-tiba, tanah longsor, cuaca ekstrim, dan yang terkini adalah gempa bumi yang terjadi berulang kali dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa serta kerugian materi.
Sungguh cobaan dan ujian sudah menjadi sunatullah dalam kehidupan dunia ini. Tidak ada satu pun dari makhluk Allah, kecuali pasti akan merasakan dan menghadapi ujian, cobaan, dan bencana, baik mereka itu adalah hamba-hamba yang taat maupun hamba-hamba yang senang bermaksiat. Al-Qur’an telah mengingatkan kita akan hal ini. Allah Ta’ala berfirman,
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. Al-Anbiya’: 35)
Allah Ta’ala juga berfirman,
لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ
“Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu.” (QS. Al-Imran: 186)
Di ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Jemaah yang semoga senantiasa diliputi kebahagiaan.
Allah Ta’ala juga menjelaskan bahwa pada asalnya fitrah kehidupan manusia adalah perjuangan dan susah payah,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)
Hasan Al-Basri rahimahullah mengatakan, “Harus bisa bersyukur saat mendapatkan kemudahan serta kelapangan dan harus bersabar saat ditimpa kesulitan, karena dia (manusia) tak akan lepas dari keduanya (kondisi lapang dan kesulitan).” (Tafsir Al-Qurtubi, 20: 62)
Oleh karena itu, jemaah Jumat sekalian.
Kehidupan dunia ini bukanlah surga yang penuh kenikmatan, akan tetapi sejatinya adalah tempat ujian dan beramal. Siapa yang mengetahui dengan yakin hakikatnya, maka ia tidak akan kaget dan terkejut dengan bencana dan ujian yang menimpanya.
BACA JUGA: Menyampaikan Ceramah (Khutbah) di Pemakaman
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
أنَّ العَوَارِض والمِحَن هِيَ كالحَرِّ والبَرْدِ، فإِذا عَلِمَ العَبْدُ أَنَّهُ لابُدَّ مِنْهُمَا لَمْ يَغْضَبْ لِوُرُودِهِمَا، ولَمْ يَغْتَمَّ لذلك ولَمْ يَحْزَنْ
“Rasa susah dan kesengsaraan itu seperti panas dan dingin. Jika seorang hamba menyadari bahwa keduanya pasti terjadi, dia tidak akan marah ketika itu terjadi, tidak tertekan karenanya, serta tidak pula bersedih.” (Ibnul Qayyim menyampaikan hal ini dalam kitabnya Madariju As-Saalikiin, 3: 361)
Jemaah yang semoga senantiasa mendapatkan karunia dan kemudahan dari Allah Ta’ala,
Sungguh, kunci kesuksesan di dalam menghadapi ujian dan musibah adalah kesabaran. Pada lanjutan ayat,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Allah Ta’ala berfirman,
وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ * اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ * اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Hanya saja, untuk mencapai derajat kesabaran ini pastilah tidak mudah. Syariat Islam telah memberikan beberapa pondasi keyakinan yang akan menguatkan bangunan kesabaran pada diri kita.
BACA JUGA: Agar Tidak Tertidur Ketika Khutbah Jumat
Rida dan menerima atas setiap takdir dan ketentuan Allah Ta’ala
Beriman terhadap takdir membuahkan ketentraman hati dan ketenangan pada seorang hamba dan membuahkan kesabaran dalam setiap ujian yang menimpanya.
Dengan keimanan tersebut, seorang mukmin menjadi yakin bahwa apa yang menimpanya, maka itu telah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala dan tidak akan meleset darinya. Dan apa yang tidak ditakdirkan Allah Ta’ala untuknya, maka tidak akan terjadi. Allah Ta’ala menegaskan hal ini di banyak ayat dalam kitab-Nya,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya.” (QS. Al-Baqarah: 22)
Di ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman,
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗوَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.“ (QS. At-Tagabun: 11)
Menghadirkan dan membangkitkan kesadaran diri akan keagungan pahala bersabar
Jemaah yang berbahagia, ayat-ayat yang menjelaskan keutamaan bersabar sangatlah banyak jumlahnya. Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Ia akan selalu bersama orang-orang yang sabar, membantu, menolong, dan memperhatikan mereka yang bersabar. Allah Ta’ala berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa orang-orang yang bersabar mendapatkan hak untuk masuk ke dalam surga, bahkan para malaikat memberikan salam dan ucapan selamat kepada mereka di saat memasukinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِۙ * جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ * سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ
“Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga-surga ‘Adn. Mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka, alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 22-24)
Keutamaan bersabar ini juga banyak disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hadis-hadisnya. Bahkan, kesabaran merupakan karunia terbesar yang diberikan kepada seseorang. Karena balasannya tak terhingga dan tak terbatas. Di antaranya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhari no. 1469)
أقُولُ قَوْلي هَذَا وَأسْتغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لي وَلَكُمْ، فَاسْتغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ،وَادْعُوهُ يَسْتجِبْ لَكُمْ إِنهُ هُوَ البَرُّ الكَرِيْمُ.
BACA JUGA Khutbah Ali bin Abi Thalib di Depan Khawarij
Khotbah kedua
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ.
Maasyiral mukminin yang dimuliakan Allah Ta’ala,
Faktor ketiga yang akan menguatkan pondasi kesabaran kita saat menghadapi musibah dan ujian adalah:
Berbaik sangka kepada Allah Ta’ala
Meyakini dengan kuat akan janji Allah Ta’ala perihal luasnya kebaikan dan rahmat-Nya. Yakin bahwa setelah rasa sempit pasti akan ada kelapangan dan setelah kesulitan ada kemudahan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ * اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. AS-Syarh: 5-6)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah berkata kepada sepupunya, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu,
واعلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبرِ، وأنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وأنَّ معَ العُسْرِ يُسرًا
“Ketahuilah, bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, dan kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesukaran itu ada kemudahan.” (HR. Ahmad no. 2804, Thabrani 11/ 123 no. 11243 dan Al-Hakim no. 6304)
Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Ta’ala,
Kunci kesabaran yang terakhir adalah,
Tidak tergesa-gesa di dalam meminta terkabulnya doa-doa kita saat musibah menimpa
Tentu kita semua pernah mendengar kisah Nabi Yakub ‘alaihissalam, bertahan puluhan tahun di atas cobaan yang menimpanya, tanpa sedetik pun pupus dan hilang harapannya untuk bertemu anaknya kembali. Bahkan, saat anak kesayangannya yang lain, Benyamin pergi darinya, apa yang beliau ucapkan?
فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗعَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّأْتِيَنِيْ بِهِمْ جَمِيْعًاۗ
“Maka, (kesabaranku) adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku.” (QS. Yusuf: 83)
Semoga Allah Ta’ala mengangkat semua musibah yang menimpa kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Mengganti kerugian yang ada dengan pahala dan rezeki yang berlipat.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ, وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ, وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ, وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu, dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim no. 2739)
Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa beriman dengan takdir dan keputusan-Mu, bersabar atas setiap musibah dan kesulitan yang sedang menimpa kami, dan bersyukur atas semua limpahan nikmat-Mu kepada kami.
Amin ya Rabbal ‘alamin.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
BACA JUGA:
- Fatwa Ulama: Berkata-Kata Yang Dibolehkan Di Tengah Khutbah Jum’at
- Khotbah Jumat: Jangan Mudah Berkata Kotor
***
Penulis: Muhammad Idris, Lc.
Artikel asli: https://muslim.or.id/81386-teks-khotbah-jumat-menghadapi-musibah-dan-cobaan-dengan-kesabaran.html